Wonderful as Rainbow
Valerie's Colour
RUMAH SEMANGAT
Jumat, 02 Agustus 2013
Untuk Dakwah, Tak Ada Alasan Untuk Berkata: 'Afwan!!
#sebuah Vitamin semangat dari catatan Khaleeda Killuminati
'Afwan, satu kata yang seringkali terlontar dari lisan aktivis dakwah. Entah berapa banyak sudah kata 'afwan yang kita keluarkan. Salahkah? Tentu tidak. Karena 'afwan adalah kata yang digunakan sebagai awalan untuk mengungkap permohonan maaf atas suatu kesalahan, kelemahan, ketakberdayaan, atau kekurangan. Tapi bagaimana jika kata 'afwan disalahtempatkan? 'Afwan digunakan sebagai senjata ampuh untuk ngeles dari satu amanah ke amanah lain yang ('afwan) mungkin tak begitu penting (lagi-lagi fiqh prioritas). Rasanya kata afwan tidak pernah lepas dari ritual komunikasi kita. Sedikit-sedikit, 'afwan... Sebentar-sebentar, 'afwan... Kapan kita akan menjadi da'i yang profesional??
Ada lagi yang lebih suka berlindung di balik kelemahan, sehingga mudah baginya untuk mencari alasan untuk berkata 'afwan karena kelemahannya itu. Parahnya lagi, jika hal itu dilakukan oleh kader yang sudah matang. Mungkin benar kata seorang ustadz: kader, semakin bertambah usia tarbiyahnya, semakin pandai pula ia membuat alasan untuk berkata: 'afwan...
Teknologi yang semakin canggih begitu memanjakan diri. Dulu, para Assabikunal awwaluun bisa menempuh jarak bermil-mil hanya demi mencharge ruhiyahnya (liqo). Namun kini, tidak ada kendaraan menjadi alasan untuk tidak hadir ke sebuah kajian padahal jaraknya bisa ditempuh dengan berjalan. Membaca artikel-artikel di internet lebih kita sukai dari pada berguru secara talaqqi. Telepon dan SMS semakin memudahkan para aktivis untuk meminta izin dan mengurangi jadwal silaturrahim.
Kita tahu bahwa definisi Jiddiyah adalah menjalankan tugas-tugas syar’i, tarbawi, tandzimi, dan da’awi dengan cepat, tabah, mengerahkan seluruh potensi secara maksimal serta dapat mengatasi segala hambatan yang dihadapinya demi terlaksananya tugas dakwah secara optimal. Nah, pertanyaannya, optimal yang seperti apa? Benarkah sudah optimal? Optimalisasi berarti menggunakan semua sumber daya yang kita miliki sampai di titik terlemah! Sampai habis-habisan! Sampai terkapar-kapar! (meminjam istilah Ustadz Zahri).
Kader militan adalah kader yang ketika mendapat tugas dan mendengar perintah dari qiyadah meresponnya dengan cepat tanpa ragu-ragu dan berkomentar, karena ia memahami bahwa tugas dan perintah yang datang adalah untuk segera dilaksanakan bukan untuk didiskusikan.
Bagaimana kemenangan akan terlihat nyata, jika yang kita berikan hanyalah sisa. Sisa potensi, sisa pikiran, sisa tenaga, dan sisa dana. Ustadz Ibnu Jarir pernah berpesan dalam muhasabahnya: Lemahnya ruhiyah dan hamasah akibat pengaruh besar keduniaan, telah melemahkan tapak-tapak kita dalam menaiki tangga kemulyaan, memperkecil nyali kita di hadapan kemungkaran dan kemaksiyatan, merenggangkan kerekatan hangatnya ruh persaudaraan, bahkan meredupkan pancaran cahaya hubbus syahadah yang menjadi cita-cita pejuang. Membangun kokohnya akhirat hanya dengan mengandalkan sisa-sisa dari dunia kita, berkeinginan menyelesaikan tugas-tugas besar dengan mengandalkan sisa-sisa waktu kita, merindukan ridho Allah hanya dengan mujahadah sekadarnya. Bila hanya sebatas itu pengorbanan kita, akankah pertolongan Allah dapat kita raih? Akankah kemenangan dan futuh yang dijanjikan Allah dapat kita petik?
Berkaca pada sahabat:
Apa bedanya kita dengan generasi sahabat? Rabb yang kita sembah sama, Rasul yang kita teladani juga sama, Al Quran yang kita amalkan juga masih sama. Tapi, mereka menjual diri mereka menebus kemuliaan Islam. Sementara kita menjual Islam menebus kemuliaan diri. Mereka menawar tantangan dakwah dengan jiwa dan harta mereka. Sementara kita merasa cukup dengan segenap simbol-simbol keislaman kita. Mereka mengejar kemuliaan yang ditawarkan dakwah, dan kita merasa cukup dengan apa adanya.
Perbedaan kita dengan generasi sahabat berpangkal pada satu semangat. Semangat berjibaku yang tinggi. Menuntaskan amanah sampai selesai. Tidak puas sebelum segenap upaya dijalankan. Semangat totalitas! Semangat kesempurnaan-yang tidak ada pada diri kita.
Kejayaan Islam dan kemenangan dakwah tidak akan menjadi nyata kecuali dengan jihad, tidak ada jihad tanpa pengorbanan, dan pengorbanan yang diminta dari kader adalah pengorbanan tanpa batas. Tanpa batas! Pengorbanan yang diberikan seorang kader dakwah hakikatnya adalah transaksi jual beli kepada Allah swt. Allah tidak pernah menyalahi janji.
Sungguh, pengorbanan kita belum seberapa. Jangan pernah surut walau selangkah. Meski ujian datang bertubi, atau pujian menyanjung hati.
“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh. Allah menyukai orang-orang yang sabar” (QS. Al Imran: 146)
Laa hawlaa walaa quwwata illaa billaah....Yaa Qowiy, beri kami kekuatan....
Jumat, 26 Juli 2013
One Day Trip
Kamis, 25 Juli 2013
sebuah lagu untuk Yeni
And you need a friend just to be around
I will comfort you, I will take your hand
And I'll pull you through, I will understand
And you know that
I'll be at your side, there's no need to worry
Together we'll survive through the haste and hurry
I'll be at your side
If you feel like you're alone, and you've nowhere to turn
I'll be at your side
If life's standing still and your soul's confused
And you cannot find what road to choose
If you make mistakes (make mistakes)
You can't let me down (let me down)
I will still believe (still believe)
I will turn around
And you know that
I'll be at your side, there's no need to worry
Together we'll survive through the haste and hurry
I'll be at your side
If you feel like you're alone, and you've nowhere to turn
I'll be at your side
I'll be at your side
I'll be at your side
You know that
I'll be at your side, there's no need to worry
Together we'll survive through the haste and hurry
I'll be at your side
If you feel like you're alone, you've got somewhere to go,
'Cos I'm right there
I'll be at your side, I'll be right there for you
(Together we'll survive) through the haste and hurry
I'll be at your side
If you feel like you're alone, you've got somewhere to go,
'Cos I'm at your side
I'll be right there for you
I'll be right there for you, yeah
I'm right at your side
Minggu, 19 Mei 2013
Maher Zain – Guide Me All The Way Lyrics
by Maher Zain
I know that You could easily
Take away every thing You’ve given me
And I try to remember
Not to take anything for granted
‘Cause I know that one day
Suddenly this will all come to an end
So my last wish is for you to be pleased with Me
Allah, Ya Allah
Guide me all the way to your Jannah
Ya Allah, Ya Allah
Don’t let me go astray ’cause I need you
By my side, I wish to be close
Close to You throughout my life
Ya Allah, oh Allah!
Be with me all the way
I do forget that my last breath could be the last
Forgive me ’cause I cant thank you enough
Forgive me when I doubt your love
Now I pray for that day
when all this stops and comes to an end
Somy my last wish is for You to be pleased with me
And I think that my time could be near
So I pray: O God let this world be in my hands
And not in my hear
‘Cause soon I’ll have to leave it [X2]
Don’t let me go astray
Kamis, 29 Maret 2012
GENERASI GHURABA
Bukanlah orang asing itu mereka yang berpisah dari negeri mereka dan mengucapkan selamat tinggal sekarang
Tapi orang asing itu ialah mereka yang tetap serius dikala manusia di sekelilingnya asyik bermain-main
Dan tetap terbangun ketika manusia disekelilingnya asyik tidur dengan lenanya
Dan tetap mengikuti jalan lurus dikala manusia dalam kesesatannya tenggelam tanpa arah
Dan betapa benarnya sebuah syair ketika dia berkata
Berkata kepadaku para sahabat, ‘aku melihatmu sebagai orang asing’
Di antara orang banyak ini engkau tanpa teman dekat
Maka aku berkata, sekali-kali tidak! Bahkan orang banyak itulah yang asing, sedang aku berada di kehidupan dan inilah jalanku
Inilah orang asing itu
Asing di sisi mereka yang hidup sia-sia di antara manusia
Tetapi disisi Rabb-nya, mereka berada di tempat yang mulia
Ghurabaa`, ghurabaa`,
ghurabaaa`, ghurabaa`,
Ghurabaa`, ghurabaa`,
ghurabaaa`, ghurabaa`,
Ghurabaa`, dan kepada selain Allah kami takkan menunduk
Ghurabaa`, dan kami telah rela Ghurabaa` sebagai syi’ar dalam kehidupan
Ghurabaa`, dan kepada selain Allah kami takkan menunduk
Ghurabaa`, dan kami telah rela Ghurabaa` sebagai syi’ar dalam kehidupan
Jika engkau bertanya tentang kami, maka kami tak peduli terhadap para taghut
Kami adalah tentara Allah selamanya, jalan kami adalah jalan yang sudah tersedia
Jika engkau bertanya tentang kami, maka kami tak peduli terhadap para taghut
Kami adalah tentara Allah selamanya, jalan kami adalah jalan yang sudah tersedia
Kami tak peduli terhadap rantai para taghut, sebaliknya kami akan terus berjuang
Kami tak peduli terhadap rantai para taghut, sebaliknya kami akan terus berjuang
Maka marilah kita berjihad, dan berperang, dan berjuang dari sekarang
Ghurabaa`, dengan itulah mereka merdeka dari dunia yang hina
Maka marilah kita berjihad, dan berperang, dan berjuang dari sekarang
Ghurabaa`, dengan itulah mereka merdeka dari dunia yang hina
Betapa sering saat kita mengenang hari-hari bahagia kita
Dengan Kitabullah kita membaca, di pagi hari dan di sore hari
Betapa sering saat kita mengenang hari-hari bahagia kita
Dengan Kitabullah kita membaca, di pagi hari dan di sore hari
Bersabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi was Salam
Islam itu bermula dari asing, dan akan kembali asing seperti mulanya
Maka beruntunglah orang-orang yang asingMEMILIH JALAN MENUJU KEMATIAN
Setiap manusia pasti akan mati. Tidak ada manusia yang tidak mati. Siapapun akan menghadapi kematian. Tetapi manusia tidak tahu kapan akan menemui kematiannya. Hidup, mati, dan jodoh itu rahasia. Hanya Sang Pencipta yang tahu.
Setiap manusia memiliki hak untuk memilih sendiri-sendiri jalan menuju kematiannya. Masing-masing berbeda dalam memilih jalan kematian. Seorang ayah dengan anaknya berbeda dalam memilih jalan kematian. Antara saudara dengan saudara lainnya berbeda memilih jalan kematian.
Manusia hanya bisa sama dalam memilih jalan kematian, bila manusia itu memiliki persepsi dan tujuan yang sama dalam hidupnya.
Manusia yang memahami kehidupan ini merupakan bagian hari depan kehidupan yang bersifat kekal di akhirat, dan akan berbeda dengan manusia yang tidak memiliki persepsi dan dasar tujuan yang jelas dalam kehidupannya. Perbedaan-perbedaan bisa dialami dalam sebuah keluarga, kelompok, organisasi, dan gerakan.
Manusia ada yang memilih jalan menuju kematian dengan cara mengejar kenikmatan dunia. Karena itu, sepanjang hidupnya hanya diorientasikan (diarahkan) dengan kenikmatan dunia. Hari-harinya terus dipenuhi dengan khayalan-khayalan kehidupan yang penuh dengan hal-hal yang serba nikmat.
Mereka bisa tinggal di rumah, apartemen, vila, dan tempat yang indah, serba nikmat, disertai dengan jenis kenikmatan lainnya. Makanan, minuman, dan bahkan hidupnya tidak dapat dilepaskan dengan wanita cantik. Karena itu bagian dari kenikmatan yang menjadi khayalannya. Khayalannya tidak pernah berhenti, dan terus melambung tinggi, dan selalu ada keinginan menggapai khayalan itu.
Karena itu, tidak jarang jenis manusia seperti ini, terkadang mati dalam pelukan wanita cantik, yang selama ini melengkapi hidupnya, dan itu merupakan bagian kenikmatan yang selalu dia inginkan. Kemudian, dia menemukan kamatiannya dengan jalan seperti itu.
Ada manusia yang ingin menempuh jalan kematiannya dengan secara terus berbuat maksiat dan durhaka. Seperti melakukan sek bebas. Banyak pula mereka yang mati diatas perut perempuan. Mereka menjalani pilihan hidupnya dengan sadar. Karena, hal itu sudah menjadi persepsi dan dasar tujuannya hidupnya. Selama hidupnya tidak dapat dilepaskan dengan melakukan sek bebas. Sampai menemui ajalnya. Itu adalah pilihannya.
Ada pula manusia yang ingin menempuh jalan kematiannya dengan melakukan pemujaan terhadap harta. Mereka menjadikan harta sebagai "tuhan", maka mereka menempuh jalan hidupnya menuju kematian dengan cara seperti itu. Hidupnya hanya bagaimana bisa mendapatkan harta sebanyak-banyaknya. Tidak perduli dari mana harta itu didapatkan. Maka, banyak para pemuja harta itu, akhirnya menemui kematiannya dengan harta. Termasuk diantara mereka yang sudah menjadikan harta sebagai "tuhan", kemudian masuk penjara. Karena terlalu serakah menikmati harta, dan tidak lagi tahu mana yang halal dan mana yang haram, dan kemudian mati.
Ada pula yang menempuh jalan menuju kematian dengan penuh ambisi dan obsesi dengan kekuasaan, yang kemudian menjadikan kekuasaan sebagai "tuhan" mereka. Mereka hidupnya hanya digunakan sepenuhnya untuk mengejar kekuasaan. Mengejar kekuasaan siang dan malam. Ketika sudah mendapatkan kekuasaan tidak tahu lagi, tentang hakekat kekuasaan, dan akan digunakan untuk apa kekuasaan itu? Sampai akhirnya mati dalam rengkuhan kekuasaan.
Tetapi, ada pula yang menginginkan kematian dengan tujuannya membela keyakinannya, dan menyakini kematian adalah sebuah keindahan yang bakal ditemuinya, kelak di akhirat. Karena itu, mereka berani menanggung resiko, dan tidak pernah takut, dan kawatir akan kematian yang akan dihadapinya. Justru dia mencari dan mengharapkan kematian yang akan datang.
Kematian diyakini pasti akan datang. Dengan cita-citanya yang ingin diwujudkan yaitu, kemuliaan di sisi-Nya. Dia berani melakukan "sesuatu" yang membawa kemuliaan baginya. Sebuah keyakinan tidak pernah berhenti dengan tindakan apapun yang akan dihadapi. Kesakitan dan penderitaan itu adalah bagian dari tujuan untuk mencapai kemuliaan itu. Sebuah keyakinan tidak berakhir hanya dengan kematian. Kematian yang dialaminya itu diyakini hanya permulaan kehidupan yang panjang, tanpa batas. Kekal. Kehidupan kampung akhirat, yaitu surga yang tak ternilai oleh apapun. Itulah manusia yang memiliki keyakinan dan cita-cita.
Seorang ibu muda Palestina yang baru melahirkan, pergi ke Jerusalem, dan menggendong "sesuatu", tetapi bukan menggendong bayinya, kemudian disebuah tempat pemberhentian bus di kota Jerusalem itu, dia meledakkan dirinya, menyebabkan tewasnya tentara Yahudi. Itulah pilihan menemukan kematian dari ibu muda Palestina yang diyakini dengan kematian itu, dia akan mendapatkan kebahagiaan yang kekal.
Karena itu, ketika mendengar berita ada orang yang tewas di Sukoharjo ditembak Densus 88, tidak perlu ditangisi dan disedihkan. Karena itu, sudah menjadi tujuan hidupnya ingin mendapatkan kematian dengan keyakinannya. Densus hanya "sarana" bagi dia untuk menuju kematian yang dicita-citakan. Setiap manusia berhak memilih jalan kematian masing-masing. Sesuai dengan persepsi dan tujuan hidupnya. Wallahu'alam.
*Ya Rabb, banyak jalan menujuMU, tapi terlalukah jika kuminta syahid sebagai akhirku??
taken from
www.eramuslim.com
Mengingat "Hidup"
Bismillahirrohmaanirrohim
kawan......
kalo selama ini kita sering baca tulisan tentang mengingat kematian....hari ini saya diingatkan oleh akhwatzone tentang "hidup"...setiap orang punya definisi sendiri tentang hidup...tapi bagi saya sendiri hidup adalah waktu yang Allah berikan untuk memenuhi janji kita saat di alam ruh dulu....hmmm ternyata selama ini saya amnesia, saya hilang ingatan kalo ternyata dulu sebelum memasuki dunia ini saya telah berjanji kpd Rabbku, Rabbmu, Rabb kita semua. buku pedoman hidup, ya buku pedoman hidup yang telah mengingatkan tentang janji itu....[7:172] Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
ya di alam ruh perjanjian itu dilakukan dengan Allah, berjanji bahwa Allah itu Rabbku, Malik dan illahku....itulah kenapa setiap bayi yang lahir dikatakan dalam keadaan fitrah. setelah berjanji ya mau tidak mau saatnya untuk memenuhi janji tersebut, janji sama manusia aja harus ditepati ko, apalagi ini sama Allah. so, hidup adalah pembuktian janji kpd Allah. janji untuk apa?untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya Rabb, Pencipta,pemelihara,pelindung, pembuat hukum, satu-satunya yang diminta pertolongan, satu-satunya yang disembah, ditaati, dicintai, diagungkan, diprioritaskan, de el el...itulah janji manusia kepada Rabbnya saat di alam ruh, dan manusia itu adalah saya, ya saya manusia.kamu?????
wah banyak nian ternyata janjiku ini. berat??????dengan pertolongan Allah inshaallah saya pasti bisa satu-persatu memenuhi janji ini. kuatkan ya Rabb, kuatkan. BIsmillah. semangat!!!! mohon doanya ya kawan.
*kembali ke catatan di akhwatzone tentang mengigat "hidup", cekidot
Bismillah...
***
Pagi ini basah. Gerimis masih turun satu-satu setelah gemuruh petir dan derasnya air langit tumpah menggedor-gedor atap rumah dan membangunkanku di sepertiga malam. Hari ini aku masih hidup.
HIDUP. Betapa luar biasanya kata ini bagiku. Dalam gumpalan otak seukuran genggam di kepalaku ini aku berpikir dan terus berpikir tentang kenapa aku dilahirkan. Setiap kali bangun tidur dan membuka mata, kali pertama yang kusadari adalah, ternyata Alloh masih ingin aku hidup. Untuk apa? Entah. Tapi pasti ada maksudnya. Aku masih terus belajar memaknainya. Kadang aku berpikir, ketidakadaanku tentu tak akan membuat Alloh bersedih. Karena Dia masih punya banyaaakk sekali orang-orang baik yang menjalankan tugas kemanusiaannya sebagai kholifah fil ardh. Dan yang pasti, tanpa mereka pun Alloh kuasa mengerjakan segala sesuatunya SENDIRI. Alloh sudah cukup disibukkan dengan hamba-hambaNya, tak cuma manusia -yang selalu bikin masalah, tapi juga ada jin yang nakal, binatang-binatang yang berulah, pohon-pohon, bunga-bunga di taman, ikan-ikan di lautan, hewan-hewan di hutan, nyamuk, semut, cacing, lebah, bakteri, kuman, virus, gunung, bumi, matahari, galaksi, semua diurus olehNya, bersama malaikat-malaikatNya. Hidupnya, matinya, rizkinya, pasangannya, SEMUANYA. Kalau aku tidak ada, tentu tak akan memengaruhi putaran roda kehidupan. Semua tetap berjalan sampai waktu yang telah ditentukan. (yaiyalah, siapa saya?)
Kudengar, ketika seorang alim ulama meninggal dunia, langit dan bumi bersedih karena kepergiannya. Makanya, seringkali (tapi tidak selalu) gerimis mengiringi proses pemakaman kekasih-kekasih Alloh itu. Seperti gerimis pagi ini. Mungkin ada seorang yang sangat dikasihi Alloh telah pergi. Mungkin. Tapi Alloh kuasa menghadirkan bayi-bayi baru lewat rahim wanita sholihah yang akan melahirkan generasi-generasi terbaik untuk meneruskan perjuangan menegakkan kalimat tauhid di bumiNya. Ada pergantian. Selalu begitu kan?
Setiap orang pasti punya definisi sendiri tentang arti hidup. Aku bukan mau berfilosofi, karena sungguh aku tak ahli. Yang kutahu, hidup dengan semua definisinya selalu membuatku takjub tatkala satu-satu maknanya tersingkap. Hidup bukan sekadar rentang waktu dari lahir sampai mati. Hidup bukan juga sekadar menjalani waktu, tapi LEBIH DARI ITU. Hidup dengan semua peristiwanya membuatku tak henti-hentinya kagum akan setiap rahasia dan hikmah yang tersembunyi di baliknya. Betapa semakin aku ingin tahu misteri hidup hanya akan semakin menunjukkan kemahatololanku di hadapanNya.
Hidup penuh kejutan. Meski terkadang, kejutan-kejutannya tak siap aku terima. Seperti kemarin, saat kulihat 7 panggilan tak terjawab di layar ponselku. Dari Kakak. Aku kaget luar biasa. Pasti ada kabar penting yang ingin disampaikannya. Kutelpon balik, tak diangkat. Ku-sms, syukurlah dijawab, meskipun sangat lama. "Dek, banyak2 berdoa. Bapak kecelakaan. Skrng di Rumah Sakit Tentara. 1 jam lagi operasi. Jgn telpon kk dlu." DEGH! Innalillah.....Ya Alloh, sungguh aku belum siap. Laki-laki tua itu adalah segalanya bagiku (tentu setelah Robb dan Rosulku). Tak ada kata yang mampu mewakili perasaanku saat itu, hanya air mata yang tak henti-henti 'bicara'. Aku memaksa pulang, tapi kakak dan keluargaku yang lain berusaha menenangkan, "Gak papa ida, kondisi bapak sudah membaik, beliau sudah siuman. Nih, kalau mau ngomong," kata Omku di seberang telpon. Dan kemudian, muncullah suara parau yang terdengar begitu lemah, "Bapak gak papa Nak. Bapak kuat kok. Selesaikan dulu semuanya. Bapak senang karena sebentar lagi kamu pulang. Ya, sebentar lagi. Bapak menunggu di sini." Ya Robb...Maaf, tak bisa kuteruskan. Mohon doanya ya teman-teman.... (kenapa saya jadi curhat?)
Itulah hidup. Dengan semua kejutannya yang tak terduga. Seperti dulu pernah kubilang, selalu ada jenak untuk kita belajar, selalu ada ruang untuk kita bersabar, selalu ada alasan untuk kita bersyukur, selalu ada kejadian untuk kita bertafakkur. SELALU... Hidup dengan semua kejadiannya harusnya membuat kita semakin baik dari hari ke hari, semakin 'tahu', semakin pintar, semakin bijak, semakin kuat, semakin hebat, semakin dekat (denganNya). HARUSNYA. Tapi sayang, hanya sedikit yang memahaminya. Dan semoga aku termasuk salah satunya. Kamu juga. Aamiin!
Yaa Robb, bantu kami, bimbing kami, untuk sekali lagi mengerti...
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui."
[QS. al-'Ankabut (29) : 64]
Perjalanan hidup kita sudah dilalui separuh atau lebih dari itu, bahkan mungkin sudah mendekati garis akhirnya. Dan sepanjang perjalanan itu kita sudah belajar dan diterpa ragam keadaan yang seharusnya membuat kita lebih mengerti tentang... hakikat dan rahasia hidup.
http://akhwatzone.multiply.com
23 juni 2011