RUMAH SEMANGAT

Semangat Yeni

Kamis, 29 Maret 2012

GENERASI GHURABA

Bukanlah orang asing itu mereka yang berpisah dari negeri mereka dan mengucapkan selamat tinggal sekarang

Tapi orang asing itu ialah mereka yang tetap serius dikala manusia di sekelilingnya asyik bermain-main

Dan tetap terbangun ketika manusia disekelilingnya asyik tidur dengan lenanya

Dan tetap mengikuti jalan lurus dikala manusia dalam kesesatannya tenggelam tanpa arah

Dan betapa benarnya sebuah syair ketika dia berkata

Berkata kepadaku para sahabat, ‘aku melihatmu sebagai orang asing’

Di antara orang banyak ini engkau tanpa teman dekat

Maka aku berkata, sekali-kali tidak! Bahkan orang banyak itulah yang asing, sedang aku berada di kehidupan dan inilah jalanku

Inilah orang asing itu

Asing di sisi mereka yang hidup sia-sia di antara manusia

Tetapi disisi Rabb-nya, mereka berada di tempat yang mulia

Ghurabaa`, ghurabaa`,

ghurabaaa`, ghurabaa`,

Ghurabaa`, ghurabaa`,

ghurabaaa`, ghurabaa`,

Ghurabaa`, dan kepada selain Allah kami takkan menunduk

Ghurabaa`, dan kami telah rela Ghurabaa` sebagai syi’ar dalam kehidupan

Ghurabaa`, dan kepada selain Allah kami takkan menunduk

Ghurabaa`, dan kami telah rela Ghurabaa` sebagai syi’ar dalam kehidupan

Jika engkau bertanya tentang kami, maka kami tak peduli terhadap para taghut

Kami adalah tentara Allah selamanya, jalan kami adalah jalan yang sudah tersedia

Jika engkau bertanya tentang kami, maka kami tak peduli terhadap para taghut

Kami adalah tentara Allah selamanya, jalan kami adalah jalan yang sudah tersedia

Kami tak peduli terhadap rantai para taghut, sebaliknya kami akan terus berjuang

Kami tak peduli terhadap rantai para taghut, sebaliknya kami akan terus berjuang

Maka marilah kita berjihad, dan berperang, dan berjuang dari sekarang

Ghurabaa`, dengan itulah mereka merdeka dari dunia yang hina

Maka marilah kita berjihad, dan berperang, dan berjuang dari sekarang

Ghurabaa`, dengan itulah mereka merdeka dari dunia yang hina

Betapa sering saat kita mengenang hari-hari bahagia kita

Dengan Kitabullah kita membaca, di pagi hari dan di sore hari

Betapa sering saat kita mengenang hari-hari bahagia kita

Dengan Kitabullah kita membaca, di pagi hari dan di sore hari

Bersabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi was Salam

Islam itu bermula dari asing, dan akan kembali asing seperti mulanya

Maka beruntunglah orang-orang yang asing

MEMILIH JALAN MENUJU KEMATIAN

Setiap manusia pasti akan mati. Tidak ada manusia yang tidak mati. Siapapun akan menghadapi kematian. Tetapi manusia tidak tahu kapan akan menemui kematiannya. Hidup, mati, dan jodoh itu rahasia. Hanya Sang Pencipta yang tahu.

Setiap manusia memiliki hak untuk memilih sendiri-sendiri jalan menuju kematiannya. Masing-masing berbeda dalam memilih jalan kematian. Seorang ayah dengan anaknya berbeda dalam memilih jalan kematian. Antara saudara dengan saudara lainnya berbeda memilih jalan kematian.

Manusia hanya bisa sama dalam memilih jalan kematian, bila manusia itu memiliki persepsi dan tujuan yang sama dalam hidupnya.

Manusia yang memahami kehidupan ini merupakan bagian hari depan kehidupan yang bersifat kekal di akhirat, dan akan berbeda dengan manusia yang tidak memiliki persepsi dan dasar tujuan yang jelas dalam kehidupannya. Perbedaan-perbedaan bisa dialami dalam sebuah keluarga, kelompok, organisasi, dan gerakan.

Manusia ada yang memilih jalan menuju kematian dengan cara mengejar kenikmatan dunia. Karena itu, sepanjang hidupnya hanya diorientasikan (diarahkan) dengan kenikmatan dunia. Hari-harinya terus dipenuhi dengan khayalan-khayalan kehidupan yang penuh dengan hal-hal yang serba nikmat.

Mereka bisa tinggal di rumah, apartemen, vila, dan tempat yang indah, serba nikmat, disertai dengan jenis kenikmatan lainnya. Makanan, minuman, dan bahkan hidupnya tidak dapat dilepaskan dengan wanita cantik. Karena itu bagian dari kenikmatan yang menjadi khayalannya. Khayalannya tidak pernah berhenti, dan terus melambung tinggi, dan selalu ada keinginan menggapai khayalan itu.

Karena itu, tidak jarang jenis manusia seperti ini, terkadang mati dalam pelukan wanita cantik, yang selama ini melengkapi hidupnya, dan itu merupakan bagian kenikmatan yang selalu dia inginkan. Kemudian, dia menemukan kamatiannya dengan jalan seperti itu.

Ada manusia yang ingin menempuh jalan kematiannya dengan secara terus berbuat maksiat dan durhaka. Seperti melakukan sek bebas. Banyak pula mereka yang mati diatas perut perempuan. Mereka menjalani pilihan hidupnya dengan sadar. Karena, hal itu sudah menjadi persepsi dan dasar tujuannya hidupnya. Selama hidupnya tidak dapat dilepaskan dengan melakukan sek bebas. Sampai menemui ajalnya. Itu adalah pilihannya.

Ada pula manusia yang ingin menempuh jalan kematiannya dengan melakukan pemujaan terhadap harta. Mereka menjadikan harta sebagai "tuhan", maka mereka menempuh jalan hidupnya menuju kematian dengan cara seperti itu. Hidupnya hanya bagaimana bisa mendapatkan harta sebanyak-banyaknya. Tidak perduli dari mana harta itu didapatkan. Maka, banyak para pemuja harta itu, akhirnya menemui kematiannya dengan harta. Termasuk diantara mereka yang sudah menjadikan harta sebagai "tuhan", kemudian masuk penjara. Karena terlalu serakah menikmati harta, dan tidak lagi tahu mana yang halal dan mana yang haram, dan kemudian mati.

Ada pula yang menempuh jalan menuju kematian dengan penuh ambisi dan obsesi dengan kekuasaan, yang kemudian menjadikan kekuasaan sebagai "tuhan" mereka. Mereka hidupnya hanya digunakan sepenuhnya untuk mengejar kekuasaan. Mengejar kekuasaan siang dan malam. Ketika sudah mendapatkan kekuasaan tidak tahu lagi, tentang hakekat kekuasaan, dan akan digunakan untuk apa kekuasaan itu? Sampai akhirnya mati dalam rengkuhan kekuasaan.

Tetapi, ada pula yang menginginkan kematian dengan tujuannya membela keyakinannya, dan menyakini kematian adalah sebuah keindahan yang bakal ditemuinya, kelak di akhirat. Karena itu, mereka berani menanggung resiko, dan tidak pernah takut, dan kawatir akan kematian yang akan dihadapinya. Justru dia mencari dan mengharapkan kematian yang akan datang.

Kematian diyakini pasti akan datang. Dengan cita-citanya yang ingin diwujudkan yaitu, kemuliaan di sisi-Nya. Dia berani melakukan "sesuatu" yang membawa kemuliaan baginya. Sebuah keyakinan tidak pernah berhenti dengan tindakan apapun yang akan dihadapi. Kesakitan dan penderitaan itu adalah bagian dari tujuan untuk mencapai kemuliaan itu. Sebuah keyakinan tidak berakhir hanya dengan kematian. Kematian yang dialaminya itu diyakini hanya permulaan kehidupan yang panjang, tanpa batas. Kekal. Kehidupan kampung akhirat, yaitu surga yang tak ternilai oleh apapun. Itulah manusia yang memiliki keyakinan dan cita-cita.

Seorang ibu muda Palestina yang baru melahirkan, pergi ke Jerusalem, dan menggendong "sesuatu", tetapi bukan menggendong bayinya, kemudian disebuah tempat pemberhentian bus di kota Jerusalem itu, dia meledakkan dirinya, menyebabkan tewasnya tentara Yahudi. Itulah pilihan menemukan kematian dari ibu muda Palestina yang diyakini dengan kematian itu, dia akan mendapatkan kebahagiaan yang kekal.

Karena itu, ketika mendengar berita ada orang yang tewas di Sukoharjo ditembak Densus 88, tidak perlu ditangisi dan disedihkan. Karena itu, sudah menjadi tujuan hidupnya ingin mendapatkan kematian dengan keyakinannya. Densus hanya "sarana" bagi dia untuk menuju kematian yang dicita-citakan. Setiap manusia berhak memilih jalan kematian masing-masing. Sesuai dengan persepsi dan tujuan hidupnya. Wallahu'alam.

*Ya Rabb, banyak jalan menujuMU, tapi terlalukah jika kuminta syahid sebagai akhirku??

taken from

www.eramuslim.com

Mengingat "Hidup"

Bismillahirrohmaanirrohim

kawan......

kalo selama ini kita sering baca tulisan tentang mengingat kematian....hari ini saya diingatkan oleh akhwatzone tentang "hidup"...setiap orang punya definisi sendiri tentang hidup...tapi bagi saya sendiri hidup adalah waktu yang Allah berikan untuk memenuhi janji kita saat di alam ruh dulu....hmmm ternyata selama ini saya amnesia, saya hilang ingatan kalo ternyata dulu sebelum memasuki dunia ini saya telah berjanji kpd Rabbku, Rabbmu, Rabb kita semua. buku pedoman hidup, ya buku pedoman hidup yang telah mengingatkan tentang janji itu....[7:172] Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

ya di alam ruh perjanjian itu dilakukan dengan Allah, berjanji bahwa Allah itu Rabbku, Malik dan illahku....itulah kenapa setiap bayi yang lahir dikatakan dalam keadaan fitrah. setelah berjanji ya mau tidak mau saatnya untuk memenuhi janji tersebut, janji sama manusia aja harus ditepati ko, apalagi ini sama Allah. so, hidup adalah pembuktian janji kpd Allah. janji untuk apa?untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya Rabb, Pencipta,pemelihara,pelindung, pembuat hukum, satu-satunya yang diminta pertolongan, satu-satunya yang disembah, ditaati, dicintai, diagungkan, diprioritaskan, de el el...itulah janji manusia kepada Rabbnya saat di alam ruh, dan manusia itu adalah saya, ya saya manusia.kamu?????

wah banyak nian ternyata janjiku ini. berat??????dengan pertolongan Allah inshaallah saya pasti bisa satu-persatu memenuhi janji ini. kuatkan ya Rabb, kuatkan. BIsmillah. semangat!!!! mohon doanya ya kawan.

*kembali ke catatan di akhwatzone tentang mengigat "hidup", cekidot

Bismillah...

***

Pagi ini basah. Gerimis masih turun satu-satu setelah gemuruh petir dan derasnya air langit tumpah menggedor-gedor atap rumah dan membangunkanku di sepertiga malam. Hari ini aku masih hidup.

HIDUP. Betapa luar biasanya kata ini bagiku. Dalam gumpalan otak seukuran genggam di kepalaku ini aku berpikir dan terus berpikir tentang kenapa aku dilahirkan. Setiap kali bangun tidur dan membuka mata, kali pertama yang kusadari adalah, ternyata Alloh masih ingin aku hidup. Untuk apa? Entah. Tapi pasti ada maksudnya. Aku masih terus belajar memaknainya. Kadang aku berpikir, ketidakadaanku tentu tak akan membuat Alloh bersedih. Karena Dia masih punya banyaaakk sekali orang-orang baik yang menjalankan tugas kemanusiaannya sebagai kholifah fil ardh. Dan yang pasti, tanpa mereka pun Alloh kuasa mengerjakan segala sesuatunya SENDIRI. Alloh sudah cukup disibukkan dengan hamba-hambaNya, tak cuma manusia -yang selalu bikin masalah, tapi juga ada jin yang nakal, binatang-binatang yang berulah, pohon-pohon, bunga-bunga di taman, ikan-ikan di lautan, hewan-hewan di hutan, nyamuk, semut, cacing, lebah, bakteri, kuman, virus, gunung, bumi, matahari, galaksi, semua diurus olehNya, bersama malaikat-malaikatNya. Hidupnya, matinya, rizkinya, pasangannya, SEMUANYA. Kalau aku tidak ada, tentu tak akan memengaruhi putaran roda kehidupan. Semua tetap berjalan sampai waktu yang telah ditentukan. (yaiyalah, siapa saya?)

Kudengar, ketika seorang alim ulama meninggal dunia, langit dan bumi bersedih karena kepergiannya. Makanya, seringkali (tapi tidak selalu) gerimis mengiringi proses pemakaman kekasih-kekasih Alloh itu. Seperti gerimis pagi ini. Mungkin ada seorang yang sangat dikasihi Alloh telah pergi. Mungkin. Tapi Alloh kuasa menghadirkan bayi-bayi baru lewat rahim wanita sholihah yang akan melahirkan generasi-generasi terbaik untuk meneruskan perjuangan menegakkan kalimat tauhid di bumiNya. Ada pergantian. Selalu begitu kan?

Setiap orang pasti punya definisi sendiri tentang arti hidup. Aku bukan mau berfilosofi, karena sungguh aku tak ahli. Yang kutahu, hidup dengan semua definisinya selalu membuatku takjub tatkala satu-satu maknanya tersingkap. Hidup bukan sekadar rentang waktu dari lahir sampai mati. Hidup bukan juga sekadar menjalani waktu, tapi LEBIH DARI ITU. Hidup dengan semua peristiwanya membuatku tak henti-hentinya kagum akan setiap rahasia dan hikmah yang tersembunyi di baliknya. Betapa semakin aku ingin tahu misteri hidup hanya akan semakin menunjukkan kemahatololanku di hadapanNya.

Hidup penuh kejutan. Meski terkadang, kejutan-kejutannya tak siap aku terima. Seperti kemarin, saat kulihat 7 panggilan tak terjawab di layar ponselku. Dari Kakak. Aku kaget luar biasa. Pasti ada kabar penting yang ingin disampaikannya. Kutelpon balik, tak diangkat. Ku-sms, syukurlah dijawab, meskipun sangat lama. "Dek, banyak2 berdoa. Bapak kecelakaan. Skrng di Rumah Sakit Tentara. 1 jam lagi operasi. Jgn telpon kk dlu." DEGH! Innalillah.....Ya Alloh, sungguh aku belum siap. Laki-laki tua itu adalah segalanya bagiku (tentu setelah Robb dan Rosulku). Tak ada kata yang mampu mewakili perasaanku saat itu, hanya air mata yang tak henti-henti 'bicara'. Aku memaksa pulang, tapi kakak dan keluargaku yang lain berusaha menenangkan, "Gak papa ida, kondisi bapak sudah membaik, beliau sudah siuman. Nih, kalau mau ngomong," kata Omku di seberang telpon. Dan kemudian, muncullah suara parau yang terdengar begitu lemah, "Bapak gak papa Nak. Bapak kuat kok. Selesaikan dulu semuanya. Bapak senang karena sebentar lagi kamu pulang. Ya, sebentar lagi. Bapak menunggu di sini." Ya Robb...Maaf, tak bisa kuteruskan. Mohon doanya ya teman-teman.... (kenapa saya jadi curhat?)

Itulah hidup. Dengan semua kejutannya yang tak terduga. Seperti dulu pernah kubilang, selalu ada jenak untuk kita belajar, selalu ada ruang untuk kita bersabar, selalu ada alasan untuk kita bersyukur, selalu ada kejadian untuk kita bertafakkur. SELALU... Hidup dengan semua kejadiannya harusnya membuat kita semakin baik dari hari ke hari, semakin 'tahu', semakin pintar, semakin bijak, semakin kuat, semakin hebat, semakin dekat (denganNya). HARUSNYA. Tapi sayang, hanya sedikit yang memahaminya. Dan semoga aku termasuk salah satunya. Kamu juga. Aamiin!

Yaa Robb, bantu kami, bimbing kami, untuk sekali lagi mengerti...

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui."

[QS. al-'Ankabut (29) : 64]

Perjalanan hidup kita sudah dilalui separuh atau lebih dari itu, bahkan mungkin sudah mendekati garis akhirnya. Dan sepanjang perjalanan itu kita sudah belajar dan diterpa ragam keadaan yang seharusnya membuat kita lebih mengerti tentang... hakikat dan rahasia hidup.

http://akhwatzone.multiply.com

23 juni 2011

tiada duka yg abadi, opick

tiada duka yang abadi di dunia

tiada sepi merantaimu selamanya

malam kan berakhir

hari kan berganti

taqdir hidup kan dijalani

tangis dan tawa nyanyian yg mengiringi

hati yg rindu tanda cinta di jalanNya

namun kupercaya

hati meyakini

semua akan indah pada akhirnya...

andai bisa ku mengulang waktu hilang yg terbuang

andai bisa perbaiki segala yg terjadi

tapi waktu tak berhenti

tapi detik tak kembali

harap ampunkan hambaMu ini..


Ya Allah, tolong obati hati yang lara ini.

Rabu, 28 Maret 2012

Tips Menulis Ala...."saya"

Bismillahirrohmaanirrohim

Assalamualaikum,

kawan...menulis itu menyenangkan ternyata, bikin semangat untuk baca juga. sekali menulis, eh ternyata ketagihan pengen nulis lagi....meskipun tulisannya masih berantakan bahasanya masih blepotan...tapi teruslah menulis, seperti kata sahabat ane di sms nya tempo hari "teruslah menulis!" ....tapi berbekal semangat saja tidak cukup ternyata, nah....untuk yang hoby nulis juga neh ada tips menulis dari yang sudah berpengalaman menulis, dari pakar nya langsung yang sudah mengecap asam manis garam dunia persilatan..ups penulisan maksud saya...mangga di simak ...mudah-mudahan bermanfaat.

*****

Tips Menulis Ala...."saya"

Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menulis. Tak ada rumus jitu untuk menulis. Kita akan menemukan pedomannya sendiri dengan sering berlatih menulis hingga kita mampu meramu misteri menulis menjadi sejumput teori sederhana.

Nah, kalau saya yang ditanya tentang bagaimana tips menulis karya sendiri, setidaknya beberapa tips singkat inilah yang akan saya kemukakan. Selebihnya, setiap orang punya keunikan, dan biarkan pembaca yang menemukan rumus menulisnya sendiri ^__^

1. Siapkan amunisi (gali inspirasi dan perbanyak referensi)

Bekali diri dengan berbagai perangkat ilmu dan wawasan yang luas sehingga mampu membahas satu masalah secara komprehensif melalui tulisan. Nah, di sinilah perlunya melahap banyak bacaan dan berinteraksi dengan fenomena atau pengalaman. Dengan begitu, tulisan kita seolah hidup dan bicara, seperti dua sahabat yang sedang asyik berbincang. Dengan cakrawala yang luas pula, semakin kuat warna tulisan kita dan semakin meyakinkan pembaca.

Niru, boleh. Tapi…jangan jadi sembarang peniru, jadilah peniru yang kreatif. Jangan jadi plagiat, kalau tidak mau dihujat. Untuk menjadi peniru yang kreatif kita dapat menggunakan strategi ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Strategi ini dikenal dengan baik di dunia bisnis dan dapat kita terapkan di dunia tulis menulis. Ingat ATM= Amati, Tiru, Modifikasi, bukan ATP=Amati, Tiru, Persis! Tak perlu sibuk mencari gaya yang memikat bila kita cukup percaya diri menjadi diri sendiri.

2. Cermat memilih diksi

Ada cita rasa estetis yang lain ketika makna yang sama diungkapkan dengan menggunakan pilihan kata yang unik dan dirangkai dalam susunan kalimat yang khas. Jangan menggunakan kalimat yang bertele-tele dan jangan pula mudah mengeksekusi kata. Potonglah bagian tulisan yang mengganggu. Seolah tak ada kata mubadzir yang lepas dari makna. Semua bermakna, dan seandainya kita hilangkan satu kata saja maka terasa berkurang muatannya, atau bahkan jauh melenceng dari maksud yang kita inginkan sebenarnya. Diksi erat kaitannya dengan rasa bahasa, tingkat kedalaman makna, kesamaan bunyi, dan ketepatan nilai kata dengan sasaran pembaca.

Terkadang, penulis pemula-seperti saya- biasanya sibuk merancang kejutan dan begitu menggebu-gebu ingin memuntahkan ide-ide brilliant yang sudah mengendap di kepala. Namun, karena kurang pandai mengemasnya (minimnya pengalaman menulis) akhirnya, ide spektakuler tadi menjadi biasa-biasa saja, hambar tak berasa.

3. Logika, estetika, dan imajinasi

Estetika tanpa logika akan terasa nikmat saat dikunyah, namun sulit untuk dicerna. Yang kita alami adalah kekacauan berpikir dan kerancuan logika. Gunakan analogi yang hidup dan sederhana. Orang yang mengagungkan estetika dalam karyanya, ia hanya bermain-main dengan kata namun kosong dan tak bertenaga. Gabungan logika, estetika, dan imajinasi akan menghasilkan karya yang indah, bernutrisi, benar, mencerahkan, inspiratif, dan mencerdaskan.

4. Punya visi dan motivasi

Menulis karena memang ada yang harus kita sampaikan, ada kebenaran yang harus kita suarakan, dan setiap tetes kata harus mampu memberi perubahan. Sehingga setiap butir kalimat yang kita goreskan mampu memancarkan kebaikan dan memberi pencerahan.

Inilah motivasi saya menulis: Menulis bukan keinginan sesaat, tapi menulis untuk menebar manfaat. Menulis bukan semata-mata luapan emosi, tapi menulis adalah bentuk perbaikan diri. Menulis bukan sekadar wujud eksistensi, tapi menulis adalah sebuah motivasi. Menulis bukan pamer kata yang berbalut retorika indah, tapi menulis adalah bahasa jiwa, untaian kata bermakna bertabur mutiara hikmah. Menulis bukan karena ingin dipuji manusia, tapi menulis adalah ibadah, sarana berdakwah.Menulis bukan sebuah keisengan, tapi menulis adalah kebutuhan. Menulis bukan karena tidak ada kerjaan, tapi menulis adalah proses mengungkap kebenaran. Menulis bukan sekadar mengisi waktu luang, tapi menulis adalah proses kehidupan! Menulis adalah amanah yang harus dijaga, karena setiap kata akan diminta pertanggungjawaban! Menulis adalah proses membangun sebuah peradaban! Menulisku, karena Allah….

Oh ya, satu lagi. Kondisi ruhani kita sangat berpengaruh terhadap ketajaman otak, kekuatan fisik, dan kecemerlangan pikiran kita. Tanpa kekuatan ruh, ada cerita tapi tanpa kekuatan jiwa; ada suspend, tapi tanpa kedalaman; ada alur cerita yang lancar, tetapi dangkal dan tidak mengalir.

Daaaaaan…buat tulisan kita “BERASA HINGGA TETES TERAKHIR”.

Yupz, mungkin itu sedikit yang bisa saya bagi. Semoga tidak terkesan menggurui.

Selanjutnya, terserah Anda…

Menulislah dengan sepenuh jiwa dan kekuatan ruhiyah,

semoga Allah jadikan setiap tetes tintanya penuh berkah

oleh: Khaleeda Killuminati

taken from:

http://akhwatzone.multiply.com

Berkoloni itu Indah

Bismillahirrohmanirrohiim

*****

“sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-NYa dalam barisan yang teratur. Mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh ( QS. As-Saff: 4)”

Malam ini aku tertidur lebih cepat dari biasanya, pulang ngeles jam 8.20 pm tadi aku langsung tertidur pulas, hufth…rasanya hari ini benar-benar melelahkan. Tepat jam 00.00 am aku terbangun dari tidurku. Lagi-lagi aku bangun lebih awal. Perutku mulai keroncongan, ah ternyata sejak sore aku belum makan nasi. Setelah bikin telor mata sapi, akupun makan sekalian sahur. Di malam yang semakin pekat ini masih Kudengar kokok ayam dari belakang rumah,suara burung kesayangan bapak dan kodok yang tak berhenti berdendang bareng konco-konconya diluar sana. Subhanallah…ternyata aku tak sendiri, begitu banyak makhluk Allah disekelilingku, termasuk dihadapanku ini, makhluk mungil yang telah mengalihkan duniaku…wuih bukan..maksudku perhatianku, hingga makanku terhenti sejenak. Ku tatap lekat-lekat rombongan semut ini,mereka bergerak kesana kemari tanpa henti, tampaknya mereka semua sangat sibuk. Tak ada satupun yang diam, semua bergerak…eh tunggu-tunggu…itu dipojok kanan dekat gelas ada semut yang tak bergerak,innalillahi ternyata dia sudah tak bernyawa lagi. Pandanganku kembali tertuju pada kafilah semut yang masih mondar-mandir dihadapanku ini. Saat berpapasan dengan semut lainnya,langkahnya tampak terhenti sejenak ada hal yang sedang mereka lakukan entah apa….persis seperti dua orang akhwat yang bersalaman saat berpapasan dijalan dan saling berucap Assalamualaikum.

Subhanallah pemandangan yang luar biasa, seberapa banyak pun kesibukan semut, mereka selalu berhenti untuk menyapa sahabat-sahabat yang mereka kasihi dan sayangi. Kuakhiri makanku dengan mengucap Alhamdulillah dan tak lupa niat untuk shaum.

Setelah minum air putih akupun beranjak dari meja makan untuk kembali ke kamar dengan pikiran yang masih tertuju pada tingkah polah semut-semut tadi, tiba-tiba Timbul Tanya dalam hati…sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan?siapakah yang menggerakan makhluk dengan panjang hanya 6 milimeter ini??tiba-tiba ada yang bicara “semut-semut itu sedang beribadah kepada Allah, mereka berdzikir kepada Rabb-Nya tanpa henti dengan cara mereka sendiri, dengan bahasa mereka sendiri”. Akupun tercengang mendengarnya, ternyata itu suara si talita (tokoh fiktif dalam pikiranku). Suara-suara burung, ayam,kodok pun satu persatu menghilang ditelan malam, seolah tak ingin mengganggu dialog ku dengan si Talita sayang.

Nie imoet: bagaimana kau tau kalo semut-semut itu sedang beribadah kepada Allah?*bingung

Talita keren: sebenarnya semua makhluk Allah dibumi dan dilangit sedang beribadah kepada Allah, berdzikir dengan bahasa mereka masing-masing,mengagungkan Allah. Termasuk kodok, burung dan ayam yang kamu dengar tadi,merekapun sedang berdzikir. Diangkasa bintang-bintang itupun tak pernah berhenti berdzikir kepada Allah. (Dialah Allah yang menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah.Apa yang dilangit dan di Bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa,m Maha Bijaksana, Al-Hasyr:24).

Nie Imoet : subhanallah, binatang saja senantiasa beribadah bagaimana mungkin sebagai manusia yang dikaruniai akal sama Allah,kita males untuk ibadah. Eh bagaimana dengan semut-semut tadi, langkah mereka begitu mempesona, begitu selaras dan serasi. Seperti apa kehidupan mereka?

Talita keren: yups menurut sumber yang aku baca, semut memang salah satu binatang yang terkenal hidupnya berkoloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni sangat selaras dan indah. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan. Mereka hidup bersama-sama dengan tugas masing-masing. Ada semut yang bertugas untuk mencari makanan, ada yang punya kewajiban untuk mencari daun sebagai bahan baku rumah mereka. Bahkan dari sebuah video yang aku lihat tentang semut, ada semut yang bertugas sebagai jembatan, tempat lewat semut pekerja jika ada jalan yang terputus..wah keren banget makhluk Allah yang satu ini. Mereka melakukan tugasnya masing-masing dengan penuh semangat dan tanpa lelah.mereka melakukan semua itu bersama-sama sesuai dengan kelompoknya masing-masing dengan sangat baik dan kompak.

Nie Imoet: wuih semut aja bisa bekerja dengan begitu teraturnya, padahal ia hanya makhluk yang sangat mungil.

Talita keren: eh jangan salah Nie..meskipun dia mungil namun semut memiliki potensi yang luar biasa untuk berbagi tugas. Seekor semut pekerja yang baru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari pertama mereka untuk merawat ratu dan semut muda. Setelah itu meningkat menjadi menggali dan pekerjaan sarang lainnya, dan kemudian mencari makan dan mempertahankan sarang. Perubahan tugas ini bisa terjadi dengan mendadak dan disebut dengan kasta sementara. Sebuah teory mengapa seperti itu karena mencari makan memiliki risiko kematian yang tinggi, sehingga semut hanya berpartisipasi jika mereka sudah cukup tua dan bagaimanapun juga lebih dekat pada kematian. Pada beberapa spesies semut terdapat kasta fisik — pekerja bisa memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda, Biasanya semut yang lebih besar memiliki kepala yang tidak proporsional besarnya, dan correspondingly rahang yang lebih kuat. Semut seperti ini seringkali disebut semut "tentara" karena rahang mereka yang kuat membuat mereka lebih efektif ketika digunakan untuk bertarung dengan makhluk lainnya, namun mereka masih tetap seekor semut perkerja.

Nie Imoet: wah benar-benar kereeeen…dalam aktivitas kitapun sering terjadi perubahan tugas ya, baru tau ternyata itu karena pemimpin kita sangat tau resiko atau hambatan yang mungkin dihadapi dilapangan. Tapi melihat semut yang mungil itu jadi kepikiran…sebenarnya siapa yang menyuruh mereka untuk melakukan tugas-tugas itu bukankah semut tak memiliki akal?*semakin penasaran

Talita keren: pastinya yang memerintahkan mereka untuk melakukan tugas-tugas itu ya Allah, Pencipta mereka. Pencipta kamu juga. Selain menyuruh mereka untuk melakukan tugas-tugas itu…Allah juga selalu menjaga mereka,memelihara dan memberinya rezeki. Karena taka da satu makhlukpun dibumi ini yang luput darin penjagaan-NYA.

Nie Imoet: *semakin tertunduk

Talita keren: Nie….Semut adalah makhluk hidup dengan tatanan masyarakat yang menakjubkan. Setiap semut dalam koloni melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sebaik2nya, tak satupun mempermasalahkan jabatan ataupun tugasnya, yang utama adalah kelangsungn hidup keseluruhan koloni dimana mereka tinggal untuk tujuan ini, masing-masing semut rela mengorbankan nyawa bila perlu, tak seekor semutpun kelaparan.ini karena diantara mereka terdapat kerjasama dan keakraban. Setetes airpun mereka nikmati bersama, benar2 tak mementingkan diri sendiri. Masing-masing menjadi bagian dr sebuah tatanan raksasa.masing-masing mencurahkan segenap pengabdiannya kepada bagian yg dibebankan kepadanya.

Nie imoet: subhanallah makhluk mungilpun bisa jadi bahan renungan untuk kita ya ta, jadi ingat masyarakat modern saat ini, masing-masing sibuk dengan kepentingannya sendiri, mengejar mimpinya tanpa mempedulikan lingkungan sekitar. Kepentingan masyarakat dan orang lain selalu di nomor duakan. Sehingga timbul berbagai macam masalah social seperti kemiskinan,penganguran dan sebagainya. *miris

Talita keren: oleh karena itu mari mulai dari diri kita sendiri Nie,mulai sekarang gak boleh egois, gak boleh cuek bebek.!!! ayo peduli pada sesama juga pada semua makhluk ciptaan Allah. Perlakukan mereka dengan baik.

Nie imoet: inshaallah kita pasti bisa membangun masyarakat yang menakjubkan itu asal kita bersama-sama. Allah pasti menolong kita.

Talita keren: amien. Dan bukan hanya itu nie…semut juga mengajarkn pada kita bagaimana membangun sebuah tatanan masyarakat yang selaras juga kokoh tersebut.

Nie Imoet: oh ya???sesempurna itukah?…semakin menarik neh…lanjutkan. *menyimak dengan seksama*

Talita keren: Pembangunan sarang terlaksana berkat kerjasama yg menakjubkan, tahap pertama dengan mengumpulkan dedaunan yang akan disatukan, semut penganyam bergandengan membentuk rantai hidup,kemudian semut mengusung larva sodaranya yg belum menetas,ia meletakannya persis ditempat dimana daun akan dipersatukan,larva pun mengeluarkan benang yg lengket, semut dewasa tidak mampu menghasilkan benang perekat semacam ini, sang larva kecil memberikan seluruh benangnya, alhasil ia tidak mampu tumbuh dewasa dengan normal, namun pengorbanan tsb bukan tanpa balas budi nie, mereka akan merawatnya disarang hingga akhir hayatnya. Meletakkan dedaunan membutuhkan kerjasama yang besar, sehingga ada semut yang bekerja didalam sarang ada juga yang diluar. Dan lebih keren nya lagi semut tau pada bagian mana daun harus disatukan dan harus direkatkan dengan benang larva. Mereka bekerja dalam satu tujuan yang sama dalam sebuah rancangan yang teramat cerdas, dan ini menunjukkan adanya satu kehendak yg mengarahkan tentang kuasa mengatur mereka, Kuasa Allah sang Pencipta dan Pengatur Alam Semesta ini. didalam Alquran Allah berfirman:

“Allah menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atassegala sesuatu. Dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu (QS. At-Talaq: 12)

Nie Imoet: subhanallah…makasih ya ta atas ilmunya malam ini. Jadi semakin jatuh cinta neh sama semut.

Talita keren : iya sama-sama nie. Semoga semua ini jadi pelajaran bagi kita berdua, bahwa bukan hanya kita yang sibuk, so…jangan pernah merasa paling sibuk atau paling banyak tugasnya, karena kita bukan satu-satunya makhluk yang diberi tugas. Dan jangan melihat besar kecilnya tugas yang diberikan tapi kerjakan tugas yang ada dengan kesungguhan. Dan tentunya dengan penuh kedisiplinan seperti semut-semut itu. Bekerja bersama kelompoknya yang memiliki tugas yang sama. Jika ia sebagai semut pencari daun maka ia pasti bekerja dengan para pencari daun juga. Begitu kompak dan saling bekerjasama mensukseskan amanah yang diemban,serta tak lupa menjaga ukhuwah agar keakraban tetap terjalin sesame partner kerja.

Nie Imoet: Maha Suci Allah… kalo saja semua manusia hidup dalam komunitas yang harmonis seperti semut-semut itu, saling tolong menolong, bahu membahu dalam mencapai tujuan yang sama, pasti kehidupan manusia juga akan serasi, selaras dan seimbang, seperti koloni semut itu. betapa indahnya dunia ini jika itu benar-benar menjadi nyata. Ya Allah…bentuklah kami menjadi generasi yang berjuang dijalan-Mu dalam barisan yang tersusun kokoh, seperti bangunan yang berdiri kokoh juga karuniakanlah pada kami masyarakat yang hidup rukun berdampingan, saling menolong untuk menegakkan Dien-Mu di bumi ini.Kabulkan Ya Rabb*Berdoa sepenuh hati*

02.14

Percakapan kamipun berakhir, si Talita kembali tertidur memeluk gulingnya.

“JANGAN PERNAH BERHENTI BERGERAK, KARENA DIAM BERARTI MATI”

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
[QS. Ali Imron (3):190-191]