Bismillahirrohmaanirrohiim
Sore itu saya
meminta izin ke emak untuk berangkat ke Bandung esok hari, saya jelaskan ini
tugas dari kantor. Namun diluar dugaan emak marah dan tidak memberi izin.
Rupanya emak tak memberi izin karena mengira akan lama berada di Bandung,
sedangkan dua hari lagi kita semua akan pindahan rumah. Setelah meminta izin ke
Bapa akhirnya emakpun mengizinkan tapi dengan syarat semua barang2 saya sudah
di pak. Baiklah saya janji gakan menyisakan satu barangpun yang belum dipaak.
(kalo syaratnya harus mindahin gunung juga saya mau asalkan bisa ke bandung,
hehe). Menjelang magrib saya mulai packing. Bada magrib saya nyuci baju dulu
biar tidak menyisakan satu barangpun saat saya ke Bandung. Setelah nyuci saya
hunting kardus untuk tempat buku. Alhamdulillah selesai juga. Ada 8 kardus buku
dan dua tas baju. Malam kian larut kurebahkan badan ini dikasur yang besok
sudah tidak di kamar ini lagi. Kulirik jam dinding ternyata jarum jam sudah
merapat ke angka 12. Pantaslah mata ini dari tadi sudah merengek minta
istirahat.
Esoknya
Telp terus
berdering rasanya saya sedang bermimpi. Tapi ini nyata. Masih dalam kondisi
terkantuk-kntuk Langsung saya angkat telp.
“yeni dimana
sekarang?” (aaghhh kacau kacau ternyata ini telp dari ibu”)
“dirumah bu…maaf
yeni telat”
“Ibu nunggu dari
tadi”
“Maaf bu…saya
langsung kesana sekarang”
“Ok” Tut. Telp
pun terputus
Oalahhhhhh…..hari
yang penting ini malah kesiangan.
7.30 Pantura Lancar
Sepanjang
perjalanan saya senyum-senyum sendiri sambil menatap semesta dari balik jendela
mobil. Disebelah kanan saya, Ibu tampak sibuk dengan telp nya yg terus
berdering. Di depan saya ada Bapa yang sedang menikmati alunan nada dari
penyanyi favoritnya, Rhoma Irama. Dan disamping bapa ada pa supir tentu saja focus mengendarai onta
beroda empat ini.
Bandung…I’m coming.
Hari ini hari
yang penting karena ini kali pertama ke bandung lagi setelah pindahan empat
bulan lalu. Rasanya bahagia tak terkira. Alhamdulillah. Terima kasih Allah.
Engkau sungguh baik. Betapa kangennya saya sama kamu. Bandung. Dan hari ini
kita bakal ketemuaaan. Cuaca hari ini sangat cerah. Jalanan pun bebas dari
kemacetan. Kita lewat jalur pantura lalu masuk tol cikampek dan keluar dari tol
Pasteur.
“Toko bukunya
masih jauh gak?” Tanya ibu membuyarkan lamunanku akan tempat ini.
“eh ngga bu, itu
di depan belok kiri”
Awal 2012 lalu saya sering bulak balik ke
Pasteur. Temen2 pasti tau sinetron “Tukang Bubur Naik Haji”, nah disinilah
kantor elZatta yang menjadi sponsor sinetron stripping tersebut. Dulu saya
bekerja di kantor itu…saya sempat melihat gedung yang masih sama dengan tahun
lalu itu. Ah panjang sekali kalo saya bercerita tentang elZatta. Ini adalah
awal perjuangan saya di Bandung. Tak heran kalau perjalanan hari ini sngat
penting. Dr elZatta saya belajar kerja keras, saya belajar marketing.
Pa supir masih
focus dengan setirnya…jalanan mulai menanjak, ah di sisi kiri tadi ada satu
lahan kosong yang juga sangat bersejarah. Disana ada gang kecil yang dulu saya
juga sering lewati untuk membagikan brosur. Lagi. Disini tempat saya marketing.
Dari gang itu ada pintu masuk perumahan yang sangat luas. Disana saya sempat berkeliling.
Bahagia.
“Pa di depan
belok kanan ya”, saya seperti anak yang pulang kampung. Karna tak asing dengan
daerah ini. “Pa belok kanan lagi ya” saya terus memberi arahan.
Alhamdulillah
sampai juga di mentari books, jln. Sutami. Ss. Saya dan ibu langsung memasuki
toko buku yang cukup besar ini. Ini kali pertama saya ke Mentari Books. Takzim
dengan buku-buku yang berjajar rapi. Buku-buku inilah yang bikin saya tambah
jatuh cinta sama English. Saya konfirmasi buku yang sudah dipesan sebelumnya ke
mba yang di kasir. Sedang ibu, asyik mengambil buku demi buku. Setelah hitung
menghitung…..guess what???kita dapet bonus buku sebesar 500 ribu. Alhamdulillah…Wow
asyiiikkkk. Saya kembali ke rak rak buku itu. saya sempet bingung milih
milihnya karna semua bukunya keren-keren. Buku-buku terbitan Cambridge yang
sejak dulu masuk wishlist. Hehe. Alhamdulillah banyak juga buku yang kita bawa
pulang. Meskipun ada beberapa yang belum terpenuhi karena lagi kosong. Tapi
taka pa, next time bisa kesini lagi. Ngarep.com
Pukul 12.15,
kita masih
memiliki banyak waktu sebelum sore menjemput. Sebenarnya ingin sekali saya
bertandang ke Muti. Sangat ingin kesana. Namun rasanya tidak memungkinkan. Kali
ini tujuan utama ibu adalah belanja baju
buat bapa. “ke PvJ aja bu, gmna?”, ajak saya smbil terbayang lagi PvJ yg dulu
sering dikunjungi bareng kaka. “Boleh, jauh ngga?” ibu tampak tidak keberatan.
“deket ko bu, di depan kita belok kiri, nanti melewati RSHS terus lurus aj” jawab
saya seperti guide dadakan aja. Hehe.
Pulang dari Pvj,
saya dikagetkan dengan apa yang saya lihat dr balik jendela mobil. saya melihat
mba yeni, dia sedang meliuk2 diantara kemacetan bersama bintang(motor
kesayangannya). Menyalip motor demi motor, mendahului mobil demi mobil dengan
lihai seperti seorang polisi yang mengejar kawanan teroris.. Dia terus melaju
diantara guyuran air hujan padahal saat ini cuaca bandung sedang sangat cerah.
Saya penasaran dan terus mengikuti jejaknya, Namun dia menghilang dibelokan
RSHS menuju jembatan surapati, jembatan yang sudah seperti sahabatnya karna
seringnya dilewati. Bukan hanya lewat tapi juga sering dipaksa mendengarkan
cerita2nya tentang impian, tentang kesedihan, harapan, kecewa, suka. Dia terus melaju menjauhi Pasteur. Mungkin
dia akan pulang ke cibiru, melewati gedung sate, terus lurus kearah caheum dan
ujung berung. Jalur yang sudah sangat dikenalnya. Atau bisa jadi dia berangkat
ngajar melalui jalan supratman dan di jebak kemacetan di jalan Jakarta. Tapi, Kemanapun
dia pergi, saya tau..dia pasti bahagia. Saya yakin.
Tak terasa kita
sudah memasuki lagi tol Pasteur. Pulang. Sampai berjumpa lagi dilain waktu ya
Bandung. Terima kasih pertemuannya. Meskipun singkat. Namun saya bahagia. Semoga
kamu juga. Alhamdulillah. Allah selalu punya cara untuk membahagiakan hambaNya.
17.00
“assalamualaikum,
mak, bungsumu pulang”.